BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Penyakit infeksi masih merupakan
salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk Indonesia. Perkembangan terakhir dalam
lingkungan pelayanan kesehatan telah merangsang minat dalam praktik
pengendalian infeksi di lingkungan pelayanan kesehatan. Perkembangan ini
berhubungan dengan trend penyakit infeksi yang tidak dapat dikendalikan
antibiotik saja atau yang resisten terhadap antibiotik, telah memperbaharui
minat tenaga pelayanan kesehatan, administrator pelayanan kesehatan,
lembaga-lembaga pembentuk peraturan, dan lembaga pemberi akreditasi dalam
kebijakan dan praktik pengendalian infeksi khususnya kewaspadaan universal (Universal Precaution) (Depkes, 2008).
Rumah sakit merupakan tempat
pelayanan pasien dengan berbagai macam penyakit diantaranya penyakit karena infeksi, dari mulai yang
ringan sampai yang terberat, dengan begitu hal ini dapat menyebabkan resiko
penyebaran infeksi dari satu pasien ke pasien lainnya (Emaliyawati,E. 2008).
Petugas
Kesehatan sangat potensial terpapar darah pada saat melaksanakan peran dan fungsinya
sehari-hari, oleh karena itu mereka selalu beresiko tertular berbagai penyakit
yang disebabkan kuman patogen, seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus), virus
hepatitis B dan virus hepatitis C. Kecelakaan
yang paling umum terjadi dipelayanan kesehatan adalah tertusuk jarum suntik
yang dipakai pada pasien menusuk kulit seorang petugas pelayanan kesehatan
(Yayasan Spritia, 2009).
Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah
merupakan salah satu strategi yang sudah terbukti bermanfaat dalam upaya
pengendalian infeksi, dengan meningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam
menjalankan metode kewaspadaan universal. Kewaspadaan universal (universal precaution) yaitu suatu cara
penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan tubuh dari semua
pasien tanpa memperdulikan status infeksi (Yulianti, 2011).
Harus
ditekankan bahwa kewaspadaan universal tidak hanya untuk melindungi terhadap
penularan HIV (Human Immunodeficiency
Virus) tetapi yang tidak kalah penting terhadap infeksi lain yang dapat
parah dan sebetulnya lebih menular, misalnya hepatitis B dan hepatitis C,
petugas pelayanan kesehatan harus menerapkan kewaspadaan universal (Universal Precaution) secara penuh
dalam hubungan dengan semua pasien. adapun kegiatan yang umum dilakukan oleh petugas
layanan kesehatan yang menimbulkan resiko adalah suntikan/ambil darah, tindakan
bedah, memasang infus, persalinan, membersihkan darah dan lain-lain. Sebaliknya
ada perilaku yang salah yang menempatkan petugas layanan kesehatan atau pasien
dalam keadaan yang beresiko misalnya tutup jarum suntik kembali, salah letak
jarum atau pisau/alat tajam dan menyentuh pasien tanpa mencuci tangan (Yayasan
spiritia, 2009).
Menurut
Yoshikawa (2013) pada tahun 2009 sampai 2011 rata-rata tingkat kejadian petugas
kesehatan tertusuk jarum suntik di rumah
sakit Amerika Serikat adalah 6,7 sampai 9,9 per 100 tempat tidur, di Jepang
rata-rata petugas kesehatan tertusuk jarum suntik adalah 6,2 per 100 tempat
tidur, angka kejadian ini lebih banyak terjadi di ruang operasi dan ruang rawat
pasien.
Di
Indonesia ditemukan angka kecelakaan kerja di RSUP. Dr. M. Djamil Padang,
selama tahun 2009 adalah sebanyak 9 kasus sedangkan pada tahun 2010 terhitung
dari bulan januari sampai april 2010 adalah sebanyak 6 kasus. Dari 15 kasus
tersebut 3 orang diantaranya adalah tertusuk jarum bekas pakai pasien HIV/AIDS.
di RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, pada tahun 2011 ditemukan 4 kasus
terpercik darah pasien ODHA (orang dengan HIV/AIDS) dan 4 kasus tertusuk jarum
bekas pasien, sedangkan pada tahun 2012 ditemukan 6 kasus terpercik darah
pasien ODHA dan 24 kasus tertusuk jarum bekas pasien dan untuk kasus IDO
(Infeksi Daerah Operasi/Infeksi Luka Operasi) termasuk masih tinggi yaitu 38,3%
(Sukriani, 2013).
Rumah
Sakit Umum Daerah Haji Makassar merupakan rumah sakit rujukan dan telah
terakreditasi B tahun 2010, serta telah menerapkan komitmen pelayanan mutu berbasis
ISO (International Organization for
Standardization) 9001:2008 terintegrasi. Rumah Sakit Umum Daerah Haji
Makassar sampai sekarang mempersiapkan penilaian OHSAS (Occupational Health and Safety Advisory Services) 18001:2007
tentang sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dimana pencegahan
infeksi nosokomial dengan menerapkan kewaspadaan universal (Universal Precaution) sudah di terapkan.
Berdasarkan
data yang diperoleh dari kepala ruangan Al Fajar (Ruang Penyakit Infeksi) pada
bulan april 2013 ditemukan 1 orang perawat tertusuk jarum suntik steril karena
terburu-buru dan tidak menggunakan teknik satu tangan dan pada bulan Mei 2013 1
orang mahasiswa terluka akibat salah mematahkan ampul. Dari data diatas dapat
disimpulkan bahwa insiden yang didapat tenaga kesehatan sebagai akibat perilaku
tenaga kesehatan yang pada saat memberikan asuhan keperawatan tidak menggunakan
prosedur kewaspadaan universal (Universal
Precautions), sehingga peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Gambaran
perilaku perawat tentang Kewaspadaan Universal (Universal Precaution) di Ruang Sayang Dhuafa dan Al Fajar Rumah Sakit
Umum Daerah Haji Makassar”.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sejauh mana perilaku tenaga kesehatan khususnya
perawat tentang Kewaspadaan Universal (Universal
Precautions).
C.
Tujuan Penelitian
1.
Tujuan Umum
Diketahuinya secara umum gambaran perilaku perawat tentang kewaspadaan universal (universal precautions) di ruang
Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
2.
Tujuan khusus
a. Diketahuinya
gambaran perilaku perawat tentang mencuci tangan di ruang
Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
b. Diketahuinya
gambaran perilaku perawat tentang pemakaian alat pelindung diri di
ruang Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar.
c. Diketahuinya gambaran perilaku perawat tentang pengelolaan alat kesehatan bekas pakai di ruang
Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar..
d. Diketahuinya gambaran perilaku perawat tentang pengelolaan jarum suntik dan alat
tajam di ruang Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar..
e. Diketahuinya gambaran perilaku perawat tentang pengelolaan limbah dan sanitasi
ruangan di ruang Sayang Dhuafa dan Al fajar Rumah Sakit Umum
Daerah Haji Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1.
Ilmiah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan dan memberi sumbangan ilmiah serta merupakan salah satu bahan
bacaan bagi peneliti selanjutnya.
2. Institusi
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Nani Hasanuddin Makassar dalam bidang penelitian
3. Bagi
Peneliti
Merupakan pengalaman yang
berharga dalam penerapan Kewaspadaan Universal (Universal Precaution), dan
menambah wawasan pengetahuan peneliti sehingga dapat menerapkannya di
tempat tugas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar